Saya jamin kamu pernah menyaksikan video yang didalamnya serupa sama ini, yang memperlihatkan gambar aneh yang seakan-akan menerangkan personalitasmu. Kutipan di atas adalah contoh terkenal dari test Rosarch, yang disebut test proyektif.
Mengenali Test EPPS (Edwards Individual Preference Schedule): Dari Kepentingan Jadi Personalitas
Tetapi untuk ini hari, kita akan fokus ke test non-proyektif. Test yang dapat digenggam kebenarannya dan dipandang lebih benar dibanding test proyektif. Salah satunya dari test non-proyektif itu ialah EPPS. Apakah itu EPPS? Apa teori sebagai pusat dari test ini? Memang test ini untuk apa? Dibanding kebingungan, mending saya ceritain riwayat singkat dari test ini.
Table of Contents
– Riwayat Singkat EPPS
– Teori Dasar Test EPPS
– 1. Achievement: Keperluan untuk menuntaskan pekerjaan secara baik.
– 2. Deference: Keperluan untuk ikuti/tergabung sama orang lain.
– 3. Order: Keperluan untuk terorganisir dan rapi.
– 4. Exhibition: Keperluan menjadi fokus perhatian.
– 5. Autonomy: Keperluan untuk bebas dari tanggung-jawab dan kewajiban.
– 6. Affiliation: Keperluan untuk bersahabat.
– 7. Intraceptions: Keperluan untuk menganalisa seseorang dan diri kita.
– 8. Succorance: Keperluan untuk terima support dan bantuan dari pihak lain.
– 9. Dominance: Keperluan untuk pimpin.
– 10. Abasement: Keperluan untuk mengaku dan terima kekeliruan.
– 11. Nurturance: Keperluan untuk menolong atau memperlihatkan afeksi ke orang lain.
– 12. Change: Keperluan untuk peralihan di kehidupan.
– 13. Endurance: Keperluan untuk menuntaskan pekerjaan dan bertahan.
– 14. Heterosexuality: Keperluan menjadi menarik untuk musuh tipe.
– 15. Aggression: Keperluan untuk ungkap isi pemikiran dan krisis pada seseorang.
– Peranan Test EPPS
– Kritikan Pada Test EPPS
Riwayat Singkat EPPS
Edwards Individual Preference Skedul (EPPS) ialah sebuah test psikologi personalitas non-proyektif. EPPS menghitung keutamaan sebuah keperluan yang memiliki sifat individual dan relatif pada pribadi.
Perubahan dan terbentuknya alat test EPPS dalam Xu, Mellor dan Read (2017) diawali dari perubahan psychogenic needs. Murray dan beberapa temannya mendapati jika study struktural berkenaan psychogenic needs. Disamping itu, perubahan test EPPS ini dikuasai oleh beberapa saluran di Psikologi (Xu dkk., 2017):
– Functionalism oleh Dewey dan Angell
– Dynamic Hypotheses oleh McDougall
– Pola behaviorisme oleh Tolman dan Stone pada awal era ke-20, yang diperkembangkan dengan konstruk drive dan dynamic principles.
– Psikologi Gestalt dan Psikoanalisis (Freud, Jung, dan Adler)
Aliran-aliran di atas jadi background penelitian Murray dan beberapa temannya berkenaan human needs secara struktural.
EPPS selanjutnya dibuat oleh Allen L. Edwards pada 1954 dan dibuat untuk memperlihatkan keutamaan needs dan pola seorang. Test ini alami koreksi sekali di tahun 1959 oleh Journal of Consulting Psychology di bagian skoring test dan rekomendasi (n,a, 2014)
Teori Dasar Test EPPS
Test EPPS ini dilandasi oleh teori personalitas punya Henry Alexander Murray berkenaan ide needs atau keperluan yang diperkembangkan oleh Allen L. Edwards (APA Dictionary of Psychology, 2021). Menurut Murray dalam Cherry, Kendra (2012) needs sering bergerak dalam tingkat bawah sadar, tapi berperanan besar dalam personalitas seorang. Murray menambah jika needs dipakai untuk memberi respon beragam keadaan secara tertentu.
Berikut pengertian singkat dari Domino dan Domino (2006, pp 77) berkenaan 15 needs yang digunakan Murray dan sedikit saya tambahin dari materi kuliahku:
1. Achievement: Keperluan untuk menuntaskan pekerjaan secara baik.
Keperluan ini memvisualisasikan kemauan dari dalam seorang untuk lakukan dan capai yang terbaik dalam aktivitas atau pekerjaan mereka. Seorang dengan needs achievement yang tinggi itu ibarat temanmu yang tekad. Mereka ingin kerjakan pekerjaan sebagus mungkin, mendapatkan nilai setinggi-tingginya, dan sukai menuntaskan beberapa hal yang susah.
2. Deference: Keperluan untuk ikuti/tergabung sama orang lain.
Nilai yang tinggi pada deference membuat seorang ingin “berkonformitas” pada seorang atau barisan tertentu. Dalam prosesnya, mereka perlu ketahui perintah, keinginan, saran-saran, dan pemikiran dari pihak lain. Nilai tinggi pada deference membuat biarkan seseorang untuk atur dan memimpin.
3. Order: Keperluan untuk terorganisir dan rapi.
Kamu tentu punyai seorang rekan yang tampil rapi, dianya selalu terorganisir dan cermat dalam setiap harinya. Karakter rapi dan tertibnya jadi tanda jika needs order-nya ia tinggi. Selainnya rapi dan terorganisir, needs order yang tinggi bisa juga kelihatan dari triknya atur agenda dan sering mereka akan membuat dengan benar-benar detil.
4. Exhibition: Keperluan menjadi fokus perhatian.
Needs ini benar-benar serupa dengan beberapa ciri seorang yang ekstrovert, sukai menceritakan, mempunyai hasrat komedi dan sukai bercerita pengalaman individu mereka. Mereka ingin jadi fokus perhatian dengan menjelaskan beberapa hal yang memikat, memakai bahasa-bahasa yang “berat”, atau bertanya suatu hal yang tidak dapat dijawab.
5. Autonomy: Keperluan untuk bebas dari tanggung-jawab dan kewajiban.
Tiba tidak diundang dan pulang tanpa pamit. Seorang dengan needs autonomy yang tinggi akan tiba dan pergi sama sesuai kemauannya. Dapat disebutkan jika dianya mandiri dan tidak terkekang oleh sekelilingnya.
6. Affiliation: Keperluan untuk bersahabat.
Needs affiliation yang tinggi mengisyaratkan jika orang itu setia ke temannya dan berperan serta dengan aktif untuk bersahabat sama orang lain. Membuat lingkaran persahabatan yang luas, tapi masih tetap kuat dengan 1 dan yang lain.
7. Intraceptions: Keperluan untuk menganalisa seseorang dan diri kita.
Seorang dengan intraceptions benar-benar pas jadi mahasiswa psikologi. Nilai tinggi pada needs ini mengisyaratkan jika orang itu sukai menganalisa pola, hati, dan bersimpati sama orang lain. Mereka sukai meramalkan langkah seorang melakukan tindakan dan pikirkan argumen dibalik perlakuan seorang yang memikat perhatian mereka.
8. Succorance: Keperluan untuk terima support dan bantuan dari pihak lain.
Nilai yang tinggi pada needs ini seringkali mengisyaratkan jika orang itu sukai dikasih perhatian, pada keadaan yang lain. Mereka ingin ditolong saat kelihatan kesakitan, usaha memperoleh simpati dan suka saat seseorang cemas saat mereka sakit.
9. Dominance: Keperluan untuk pimpin.
Sesuai namanya, seorang dengan nilai tinggi pada keperluan ini semakin lebih suka dalam berdiskusi sama orang lain. Dapat disebutkan jika mereka bersaing, ingin jadi ketua komite, dan pimpin beberapa orang lain.
10. Abasement: Keperluan untuk mengaku dan terima kekeliruan.
Pribadi dengan abasement tinggi gampang untuk berasa bersalah saat lakukan kekeliruan, berasa bila kesengsaraan dan penderitaan individu lebih bagus dibanding bahaya, rasakan pentingnya hukuman atas tiap perlakuan yang keliru. Sebagai contoh, needs ini pas dengan stereotip orang yang “tidak enak-an.”
11. Nurturance: Keperluan untuk menolong atau memperlihatkan afeksi ke orang lain.
Beberapa orang dengan nurturance yang tinggi sebagai figur temanmu yang bagus sekali. Mereka selalu menolong rekan-rekan dan orang yang lain kurang untung, maafkan, bersimpati, dan baik hati untuk beberapa orang disekelilingnya.
12. Change: Keperluan untuk peralihan di kehidupan.
Needs change yang tinggi memiliki arti ya, orangnya sukai peralihan. Seorang yang menyukai menelusuri dan coba beberapa hal yang belum pernah dilaksanakan atau dicoba awalnya. Mereka sukai beberapa hal baru dan sukai ikuti trend-trend yang selalu berbeda.
13. Endurance: Keperluan untuk menuntaskan pekerjaan dan bertahan.
Sama sesuai namanya, keperluan ini memperlihatkan loyalitas dan konsentrasi ke pekerjaan mereka. Makin tinggi nilai mereka pada keperluan ini, makin gigih mereka saat kerjakan pekerjaan. Mereka kontradiksi anak yang deadliner, mereka kerjakan semua sekencang dan sebagus mungkin.
14. Heterosexuality: Keperluan menjadi menarik untuk musuh tipe.
Needs ini fokus ke hubungan seorang pada musuh macamnya. Makin tinggi nilainya, makin bertambah yang ingin mereka mengetahui mengenai musuh macamnya. Tentunya ini akan mencakup beberapa topik sosial dan seksual.
15. Aggression: Keperluan untuk ungkap isi pemikiran dan krisis pada seseorang.
Sama sesuai namanya, needs ini dapat disimpulkan dalam langkah yang positif dan negatif. Pada sebuah segi, nilai yang tinggi pada keperluan ini dapat memiliki arti jika ia krisis pada opini seseorang dan sukai sampaikan gagasannya sendiri. Tetapi, di lain sisi orang ini cepat dalam menentang opini lain, gampang geram, dan sejenisnya.
Peranan Test EPPS
Test Personalitas EPPS kerap dipakai di Indonesia antara orang dewasa dan mahasiswa (Rosadi, 2018). Pada umumnya, test ini dipakai untuk kepentingan penelitian dan konseling dengan memakai 15 needs sebagai faktor personalitas yang mandiri (Domino dan Domino, 2006, 77).
Dalam konseling, test EPPS dipakai untuk menolong seorang dalam mencari kerja yang sesuai pola kerja mereka. Sebagai contoh, seorang yang mempunyai nilai Exhibition yang tinggi semakin lebih pas sebagai MC atau Influencer. Jika nilai Order-nya tinggi, kemungkinan ia semakin lebih pas jadi ketua karena lebih terorganisir dan rapi.
Dapat disebutkan jika test personalitas ini dipakai untuk cari tahu needs yang tidak sadar dipunyai orang itu. Sayang, test ini kerap disalahartikan sebagai test personalitas yang seperti MBTI, dan lain-lain (n. a., 2014).
Kritikan Pada Test EPPS
Tidak ada gading yang tidak rengat, dan begitupun test EPPS mempunyai beberapa kritikan padanya. Seperti test personalitas yang lain, test EPPS perlu disamakan dengan kerangka sosial budaya Indonesia supaya culture-fair (imbas budaya tertentu pada kredibilitas dan legalitas hasil test) dan jadi stabil/reliabel.
Test ini mempunyai scoring ipsative, yang dipakai untuk mengenali faking, walau sanggup kurangi legalitas test (Changing Minds, n.d.). Beberapa pakar psikometrik menjelaskan jika tipe penilaian ini mempunyai korelasi negatif dengan sistem pengukur lain (Meglino dan Ravlin, 1998) atau mungkin tidak maksimal untuk analitis factor (Cattel dan Brennan, 1994).
Test ini rawan pada social desirability, yakni jawaban yang ikuti etika atau keinginan dari warga. Untuk menghindar persoalan social desirability, test EPPS memakai dua pengakuan dengan tingkat social desirability yang serupa.
kunjungi juga konsultan hipnoterapi