Pemerintah sudah memadai lama berencana pembangunan kilang minyak mentah sebagai keliru satu upaya mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM).
Namun tekad berikut belum termasuk terwujud dikarenakan banyak ragam persoalan, layaknya terbentur kendala insentif, dan lainnya.
Kini, pemerintah nampaknya menjadi serius menggeber pembangunan kilang minyak bersama dengan kapasitas pengolahan sedikitnya 300 ribu barel per hari itu. Sampai-sampai proyek yang ditaksir senilai Rp 90 triliun itu akan di tawarkan kepada investor di seluruh dunia.
Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro membetulkan bahwa pemerintah akan langsung bertolak ke Singapura untuk melacak investor potensial yang berminat mewujudkan rancangan besar berikut
Ya betul (ke Singapura). Acaranya adalah market consultation, sebagai urutan awal tender internasional (kilang minyak)
Dalam agenda tersebut, dia mengaku akan ditemani Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo serta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar.
Menurut Bambang, Singapura jadi kantung-kantung berkumpulnya investor potensial supaya pemerintah menentukan negara berikut sebagai obyek utama berasal dari acara konsultasi pasar itu.
“Hampir seluruh investor potensial mempunyai perwakilan di sana cocok advise consultant. Market consultant ini terbuka bagi siapa saja yang mempunyai kualifikasi, termasuk Saudi Aramco kami undang,” jelasnya.
Lebih jauh dia mengatakan, penawaran membangun kilang minyak di Indonesia sebanyak satu unit bersama dengan obyek pengolahan sedikitnya 300 ribu barel Flow Meter Solar per hari. Sedangkan untuk lokasi proyek, Bambang menyebut, akan ditentukan cocok kesepakatan pada pemerintah dan investor.
“Tahapan setelah market consultation, adalah persiapan lelang yang biasanya di awali bersama dengan pra kualifikasi,” tutur dia.
Dalam acara perlu ini, Bambang mengungkapkan, pemerintah benar-benar terbuka untuk mendengarkan permohonan dan harapan investor kepada Indonesia. Begitupun sebaliknya.
“Saat market consultation itu, kami akan dengarkan apa maunya investor supaya pemerintah dapat membuat paket insentif yang tepat. Sedangkan berasal dari investor, kami pasti mendambakan crude dan finansialnya,” terangnya.
Pemerintah, dia mengaku, tak akan merogoh dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di dalam pelaksanaan proyek pembangunan kilang.
Kementerian ESDM layaknya diketahui menganggarkan ongkos FS kilang minyak mentah kurang lebih di bawah Rp 500 miliar. “Tidak gunakan APBN. (Dana) belajar kelayakan (feasibility study/FS) dapat ditalangi dulu, nanti diganti investor,” pungkas Bambang.
Sebelumnya, Wamen ESDM Susilo meyatakan pemerintah akan memberikan insentif serta komitmen di dalam penyediaan lahan waktu berjumpa bersama dengan investor di Singapura pekan ini.
“Pemerintah akan sedia kan tanahnya, tetapi untuk minyak mentah (crude) dan keuangan (financial-nya) berasal dari mereka (investor),” tuturnya.