REMBANG, Dewasa ini, ayam ekor lidi di Kabupaten Rembang semakin digemari karena keindahan ekornya. Hal itu tentu menjadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi para peternak ayam ekor lidi.
Seperti Ahmad Ainur Rofiq, pemuda dari Desa Mlangen, Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang yang mampu meraup cuan hingga Rp three,5 juta in line with bulan dari menjual ayam lidi. Usaha peternakannya dimulai pada tahun 2019.
Rofiq mengaku, sebelumnya dia juga beternak ayam namun jenis ayam petarung. Setelah dirasa keuntungan dari menjual ayam petarung kurang menjanjikan, akhirnya dirinya beralih untuk beternak ayam lidi.
“Ide awalnya dari keresahan saya sebagai peternak muda yang memelihara ayam, tetapi biaya pakan dengan biaya jual tidak sesuai. Akhirnya, saya berpindah ke ayam ekor lidi ini yang bisa menjadi peluang saya karena harga jualnya yang tinggi,” ucapnya kepada lingkarjateng.id di segmen berita rembang terbaru
Dirinya menyebutkan, selama tiga tahun ini, ayam ekor lidi yang ia miliki berjumlah 27 ekor. Untuk ayam usia 2 minggu biasa ia jual dengan harga Rp 100-2 hundred ribu consistent with ekor. Sedangkan untuk usia dewasa bisa mencapai Rp three juta in line with ekor, tergantung dari kualitas.
Diakuinya, selama pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi penjualan ayam ekor lidi miliknya. Justru peminat ayam ekor lidi selama pandemi Covid-19 cenderung berkembang khususnya di Kabupaten Rembang.
7 IDE BISNIS UNTUNG BESAR SAAT BULAN RAMADHAN
“Pembeli ada dari daerah Rembang sendiri dan sekitarnya. Seperti Purwodadi, Demak, Kudus, Blora dan yang lain-lain. Paling jauh pembeli ada yang dari Tangerang,” imbuhnya.
Rofiq yang juga Ketua Komunitas Rembang Ekor Lidi (Rekordi) ini menerangkan, ayam lidi saat ini digunakan untuk lomba atau kontes dari yang sebelumnya hanya sebagai ayam hias depan rumah.
Keunikan ayam ekor lidi terletak pada warna bulu yang beragam. Postur tubuh ayam ekor lidi tegap dan yang paling utama terletak di ekornya yang panjangnya bisa mencapai 50 cm.
“Kalau dulu, ayam lidi itu cuma dibuat pajangan di depan rumah karena bentuknya yang indah, namun sekarang banyak digelar perlombaan atau kontes ayam ekor lidi,” pungkasnya. (Lingkar community R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)